Minggu, 31 Mei 2015

Tips Menumbuhkan Kembali Motivasi Diri Siswa Melalui Bimbingan Klasikal

Bukan tidak ada alasan, mengapa masih ada rasa kurang percaya diri di sebagian siswa saat akan menghadapi Ujian Nasional. Mereka menganggap Ujian Nasional merupakan momen yang sangat menentukan nasib mereka ke depan, nasib mereka akan ditentukan hanya beberapa hari sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Kemendikbud.
Pada tahun ini Kemendikbud merencanakan bahwa Ujian Nasional ( UN ) akan beda dengan tahun-tahun sebelumnya, perbedaan itu terletak pada bentuk soal. Soal UN pada tahun ini dibuat dengan bentuk 20 variasi soal. Dengan demikian dalam satu ruang sebanyak 20 siswa berarti setiap siswa akan menghadapi soal yang berbeda.
Melihat kenyataan demikian ada sebagian siswa muncul rasa kurang percaya dirinya.  Sejak menginjak kelas IX SMP atau XII SMA/SMK ada usaha baik yang dilakukan oleh orang tua maupun sekolah.
Orang Tua
  • Orang tua memberikan motivasi dengan cara memantau terus belajarnya di rumah
  • Memanggil guru privat khusus untuk memberikan bimbingan pelajaran yang di UN-kan
  • Mengirim anak di Lembaga Bimbingan Belajar
Sekolah
  • Ada waktu khusus disediakan untuk Bimbingan Belajar ( Bimbel ) dalam rangka persiapan UN
  • Motivasi yang selalu diberikan oleh guru
  • Mendatangkan Lembaga Bimbingan Belajar khusus membahas soal-soal UN
  • Mengadakan Try Out untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menghadapi UN
  • Diadakan Istiqotsah khusus untuk mendoakan kesuksesan UN
Dari usaha-usaha di atas yang dilakukan oleh orang tua dan sekolah ternyata hanya sebagai pendukung kesuksesan siswa. Ada yang lebih penting dari faktor di atas adalah motivasi dari diri sendiri.
Sebenarnya tidak ada masalah bagi siswa, apapun bentuk soalnya UN nanti kalau semua siswa mempunyai motivasi diri yang tinggi yang dibarengi dengan kesiapan diri, belajar yang rajin serta berdoa dengan keyakinan yang tinggi maka akan muncul rasa percaya diri.
Masalah akan muncul pada diri siswa apabila mereka tidak siap, belajar kurang serius serta tidak ada pendekatan kepada Tuhannya, maka yang muncul adalah rasa ketakutan dan kekewatiran tidak lulus dalam menempuh UN nanti.
Peran Guru BK Dalam Menumbuhkan Kembali Motivasi Diri Siswa
Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling salah satunya adalah layanan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru BK di kelas. Banyak materi yang dapat digunakan oleh guru BK dalam rangka memberikan motivasi kepada siswa.
Materi berbentuk media yang bisa disampaikan kepada siswa yang tidak menjenuhkan saat siswa menerima layanan klasikal oleh guru BK dapat dilihat pada Video Motivasi atau pada Media BK ( Power Point).
Dengan layanan Bimbingan klasikal yang disampaikan guru BK  ini diharapkan siswa lebih dapat termotivasi sehingga muncul rasa  percaya dirinya serta siap dalam mengahadapi Ujian Nasional dan dapat menerima apapun hasil yang diperolehnya nanti.

KARAKTERISTIK KONSELOR


Ada pertanyaan menarik dari salah seorang teman mengenai karakteristik konselor yang ideal dalam kaitannya dengan profesionalitas konselor itu sendiri. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas bagaimana pribadi atau karakteristik ideal dari seorang konselor sebagai tenaga profesional. Menurut Cavanagh (1982) ia mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut :
  1. Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)
Disini berarti bahwa konselor mawas diri atau memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut.
a) Konselor yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga akan memilki persepsi yang kuat terhadap orang lain.
b) Konselor yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan memahami orang lain.

ASAM DI GUNUNG GARAM DI GUNUNG

ASAM DI GUNUNG GARAM DI GUNUNG
(Mulun Bang Awang)

Oleh : M Wahid Nurrohman, S.Pd.
Asam digunung garam dilaut bertemu dalam belanga, pepatah itu yang pernah saya diajarkan pada saya disekolah. Namun pepatah itu nampaknya tidak berlaku di Krayan. Bagaiamana bisa begitu? Akan saya ceritakan nanti.Keunikan alam berupa garam gunung ini hanya ada di Krayan, salah satu kecamatan di Kabuten Nunukan. Ditempat itulah saya mengabdi menjalankan tugas sebagai sarjana mendidik di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (SM-3T).
Walau garamnya asin seperti pada umunya namun senyum warga Krayan sangat manis dan tulus khas suku Dayak. Senyuman yang kudapatkan pertama kali di Krayan  saya dapatkan dari seorang nenek tua. Ia tersenyum simpul saat saya mengikuti instruksi senior saya saya sebelumnya bertugas di Krayan. Senior saya mengatakan bila ingin disayangi maka kita harus mengucapkan salam khusus warga Krayan “Uwi Mawa Nemu”, terutama bila bertemu dengan wanita yang sudah tua. Sepanjang jalan setiap kali bertemu orang saya mengucapkan kata itu.
Betapa terkejutnya saya ketika tau ternyata itu artinya adalah aku cinta pada mu. Ternyata setiap orang menertawakan saya karna saya mengatakan cinta kepada nenek-nenek. Namun senyuman tulus itulahyang membuat saya sangat senang tinggal di Krayan. Kenangan itu yang selalu setia hadir menyapaku diantara dinginya udara dataran tinggi Krayankarna setelah kejadian itu si nenek selalu mengantarkan segelas kopi hangat dan sayur untuk sarapan pagi  saya.
Kenangan itu adalah salah satu memory dari sekian banyak cerita yang selalu mampu mengingatkan saya akan saat-saat dimana saya menikmati perjalanan yang sangat hebat. Perjalanan yang kulalui satu tahun yang lalu di Krayan. Bukan sekedar perjalanan untuk mengisi keinginan berpetualang, bukan juga hanya sekedar mencari pengalaman baru. Tetapi ini adalah perjalanan luar bisa, kesempatan langka manakala saya memperoleh keberuntungan untuk dapat belajar mengabdikan diri pada senyum tulus para pelangi bangsa yang rindu  akan pendidikan yang lebih baik.
Kesempatan  langka itu saya peroleh melalui program sarjana mendidik di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (SM3T). Program ini adalah langkah cemerlang yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk memfasilitasi para sarjana pendidikan untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Tujuan yang ingin diwujudkan para pendidik yang memiliki panggilan hati ini adalah  dapat mengabdikan diri di daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Mereka melaksanakan tugas selama satu tahun diseluruh plosok nusantara agar dapat generasi emas Indonesia.